Penerapan
Internet of Things (IoT) dapat diterapkan dalam berbagi bidang. Berikut adalah contoh-contoh dari penerapan dari Internet of Things (IoT).
1. Smart Home (Rumah Pintar)
Smart home merujuk pada sistem rumah yang dilengkapi dengan perangkat-perangkat elektronik yang saling terhubung melalui jaringan internet dan dapat dikendalikan secara otomatis maupun jarak jauh oleh penggunanya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kenyamanan, efisiensi energi, keamanan, serta kemudahan dalam menjalankan aktivitas domestik. sebuah rumah yang seluruh sistemnya berjalan secara otomatis. Saat pemilik rumah pulang dari kantor, pintu utama otomatis membuka begitu ia mendekat berkat sensor gerak dan smart lock yang terhubung dengan ponsel. Lampu-lampu di ruang tamu menyala otomatis dengan intensitas cahaya yang disesuaikan dengan waktu sore. Pendingin ruangan (AC) sudah menyala sejak 10 menit sebelum penghuni tiba, berdasarkan data lokasi ponsel dan pengaturan rutin harian. Semua ini terjadi tanpa perlu menekan satu tombol pun.
2. Smart City (Kota Pintar)
Dalam sebuah kota cerdas (Smart City), teknologi Internet of Things (IoT) berperan sebagai sistem yang menghubungkan berbagai elemen perkotaan agar berjalan lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan. Misalnya di setiap sudut persimpangan, sensor-sensor tertanam di aspal jalan dan kamera pintar memantau volume serta kecepatan kendaraan secara real time. Data lalu lintas yang terus dikirim kemudian diolah oleh sistem kecerdasan artifisial, sehingga durasi lampu merah dan hijau dapat diubah dalam hitungan detik untuk meredam kemacetan. Ketika volume kendaraan melonjak, sinyal lalu lintas akan menyesuaikan diri; ketika jalan lengang, ia akan mempersingkat waktu tunggu, memberikan pengalaman berkendara yang lebih lancar bagi warga kota.
3. Industri Pintar (Industrial IoT / IIoT)
Mesin‑mesin di lini produksi dilengkapi sensor getaran, suhu, dan tekanan. Data kondisi mesin dikirim terus‑menerus ke platform analitik atau cloud computing. Algoritma memodelkan pola penurunan performa dan memprediksi kemungkinan kerusakan sebelum terjadi berdasarkan data sesnor tersebut. Dengan begitu, jadwal perawatan dapat dilakukan tepat waktu—menghindari downtime mendadak dan menekan biaya perbaikan.
4. Kesehatan (IoMT – Internet of Medical Things)
Salah satu contoh penerapan Internet of Things dalam dunia kesehatan, misalnya setiap pasien yang terkena penyakit jantung dan sedang melakukan rawat jalan, dipantau melalui gelang pintar (smart wristband). Gelang ini terus menerus merekam denyut jantung, kadar oksigen darah, dan pola tidur pasien, kemudian mengirimkan data tersebut ke platform cloud. Ketika sistem mendeteksi adanya denyut jantung yang tidak teratur pada seorang pasien. Sistem mengirimkan peringatan secara real‑time ke aplikasi petugas medis, data tersebut meliputi grafik fluktuasi detak jantung dan lokasi pasien. Petugas medis dapat segera menelepon pasien untuk memastikan kondisinya, kemudian menginstruksikan agar pasien segera kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Dengan adanya deteksi dini otomatis ini, risiko komplikasi serius dapat diminimalkan.
5. Pertanian Cerdas (Smart Agriculture)
Pada lahan pertanian modern, sejumlah sensor tanah dan sensor cuaca terpasang di antara tanaman padi. Setiap sensor mengukur kelembapan tanah, suhu, dan pH secara real‑time, kemudian mengirim data ke platform cloud untuk dianalisis. Ketika kelembapan di bawah ambang batas tertentu, sistem Internet of Things (IoT) otomatis membuka katup saluran irigasi, memastikan air mengalir dalam jumlah pasokan yang tepat tanpa membanjiri lahan. Dengan sistem ini, petani dapat menanam tanaman di lahan yang relatif kering karena sistem yang responsif menjaga kondisi tanaman tetap ideal.
6. Transportasi dan Logistik
Setiap kendaraan angkutan barang dilengkapi dengan sistem berbasis IoT yang merekam data posisi, kecepatan, konsumsi bahan bakar, serta kondisi mesin secara real time. Data tersebut dikirim secara berkala ke pusat kendali melalui jaringan seluler atau satelit. Pada saat terjadi penurunan kinerja mesin, seperti peningkatan suhu pendingin atau peningkatan getaran komponen, sistem memicu notifikasi otomatis kepada tim pemeliharaan. Dengan demikian, tindakan perbaikan dapat dijadwalkan sebelum kerusakan menjadi parah, sehingga waktu operasional kendaraan tetap optimal.